Selasa, 18 Agustus 2009

menanti sebuah cahaya

lelah tubuhku untuk bertahan
terkulai letih tak berdaya
dengan berjuta harap menghadang
ku tertatih untuk menggapainya

maka tolonglah tunjukkan cahaya mu
agar terjawab semua tanya ku

mungkin harapku slalu melayang
atau bertepuk sebelah tangan
bila ternyata itu jawabnya
ku relakan dengan hati lapang

maka tolonglah tunjukkan cahaya mu
agar terjawab semua tanya ku

AKU CANDU

Takut ku hadir karna candu
Berani ku hilang karna candu
Malu ku muncul karna candu
kelaki-lakian ku terbang karna candu

candu luka ku
candu bahagia ku
candu nestapa ku
candu rasa ku

aku dan candu satu

Kamis, 13 Agustus 2009

SANG KUMBANG dan SATU WAKTU

lembaran waktu berlalu
akhirnya sang kumbang lelah
terbang mengikuti kepakan sayapnya
sepasang sayap kesepian
sepasang sayap ketakutan
sepasang sayap pencarian
sepasang sayap nestapa
sepasang sayap harapan

jika sang kumbang mengepakkan sayapnya
sebuah tempat persinggahan semakin buram
jika sang kumbang diam
sebuah tempat persinggahan semakin buram

bersama terpaan angin, sahabatnya
sang kumbang menunggu

Jumat, 19 Juni 2009

titik

tiiiiiitik titik tiiiik tik titik
titik tiiik tik titik tiiiiiiitik
tiiiik tik titik tiiiiiiitik titik
tik titik tiiiiiiitik titik
titik tiiiiiiitik titik tiiiik

Kamis, 11 Juni 2009

kepada sebuah rasa

hanya rasa ini, yang mengisi hati
melankolis melanda, imajinasi menggema

setiap langkah melambat
sang waktu pun, enggan berputar
letih mendera tubuh, menahan beban

hadapi
ikuti
nikmati

hadapi
ikuti
nikmati

RENJANA

Datanglah kepada ku
ingin ku sampaikan sebuah kata
terindah yang terangkai dari bibir ku

mungkinkah ada waktu
untuk ku sampaikan sebuah kata
terdalam yang terangkai dari bibir ku
dari hati ku
untuk mu

Rabu, 10 Juni 2009

TELOR

Dulu hidup ku seperti telor
Bergerak hanya sebesar telor
Pikiran ku hanya kepada telor

tapi sekarang

hidup ku tidak seperti telor
Gerak ku bebas tidak sebesar telor
Pikiran ku luas tidak kepada telor

MENCARI, MENANTI, MELEPASKAN

Ketika jingga entah kemana
Ku palingkan mata ke lain warna
kan ku coba walau berat terasa
di dada mendera

Hingga sebuah warna mulai terpancar
Menyilaukan mata penuh makna
Mungkin pertanda ku harus lupakan jingga
Yang telah terbang menghilang

Barangkali ku sedang dilanda sepi
Menanti berjuta warna pelangi
Yang mengisi hari
Yang mewarnai langkah ini

mawas diri

senja tiba malam menggantikannya
ku sendiri
memandang kosong
taman
segenggam mawar mekar
tumbuh indah di sana
mungkinkah ku harus
seperti
dulu masa lalu yang selalu pilu